Naiknya Harga Cabai Rawit Menyebabkan Kenaikan Indeks Perkembangan Harga di Pacitan

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Rabu, Maret 12, 2025

GrinduluFM Pacitan - Badan Pusat Statistik (BPS) mengungkap cabai rawit menjadi komoditas penyumbang andil terbesar kenaikan indeks perkembangan harga (IPH) pada minggu pertama Maret 2025.

Untuk diketahui, IPH Minggu 1 Maret 2025 pengaruh kenaikan harga cabai terhadap indek perkembangan harga berada diurutan ke 10 dari 24 Kabupaten/Kota di Jatim diangka 4,47 persen. Tertinggi berada di Lamongan diangka 8,74 persen.

Kepala BPS Pacitan melalui Statistisi Muda Budi Hartono membenarkan bahwa pada minggu pertama Maret 2025, terdapat 24 Kabupaten/Kota di Jawa Timur termasuk Pacitan indeks perkembangan harga mengalami kenaikan disebabkan naiknya harga cabai.

“Jadi komoditas yang banyak di konsumsi masyarakat itu akan menyebabkan inflasi. Makanya kalau mencermati inflasi kita itu tidak hanya mencermati satu saja komoditas akan. Misalkan, terakhir ini ada diskon listrik turun tapi tidak berpengaruh terhadap inflasi atau kenaikan harga, tapi kalau cabai memang semua mengkonsumsi makanya perlu penanganan,”ujarnya.

Kabag Perekonomian Setkab Pacitan Ali Mustofa ikut mengiyakan cabe menjadi salah satu komoditas dari 20 komoditas yang menyebabkan terjadinya inflasi.

Sesuai analisa BPS naiknya harga cabe berpengaruh pada kenaikan indek perkembangan harga di Pacitan memang benar, tidak hanya cabe saja, kalau di Pacitan pisang juga masuk.

Cabai memang sudah menjadi kebutuhan masyarakat di Pacitan, termasuk pisang juga tapi dari sisi pola panen dan musim sangat rentan memang menjadi pemicu inflasi.

Kalau sudah ketersediaan barang kosong, harga mahal itu yang akan membuat warga biasanya resah.

“Tidak hanya cabai menjadi penyumbang inflasi di Pacitan, tapi bawang merah, bawang putih juga bisa menjadi pemicu inflasi, namun beberapa kali pengalaman yang terjadi di Pacitan justru yang terbesar sebagai penyumbang inflasi itu beras,”ungkapnya. Terkait kenaikan harga cabai kali ini, Mustofa mengatakan, belum melihat dampaknya terhadap inflasi di Pacitan. Saat ini inflasi di Pacitan masih stabil. “Kenaikan harga beras di Pacitan jadi penyumbang terbesar inflasi.”imbuh Mustofa.

Bahkan, komoditas salah satu bahan pokok penting (bapokting) ini konsisten memberikan andil inflasi yang cukup besar.

Melihat kondisi tersebut, biasanya Tim Pengendali Inflasi Daerah (TPID) Pacitan menindaklanjuti dengan berencana membuka operasi pasar (OP).

Selain untuk mengendalikan inflasi, juga menekan kenaikan harga bapokting seperti beras, gula dan minyak goreng.

“Bulan Puasa ini, kita juga sudah lakukan operasi pasar murah beras, minyak, telur dan gula di sejumlah titik wilayah kecamatan sebagai langkah antisipasi munculnya gejolak.”tutup Mustofa.

Reporter:Asri

Blog, Updated at: 14.32
Tuliskan komentar positif Anda di bawah ini
03