Sterilisasi PMK, Aktivitas Jual-Beli Hewan Ternak di Pasar Hewan Se-Kabupaten Pacitan Ditutup

Posted by Radio Grindulu FM Pacitan 104,6 MHz on Rabu, Januari 08, 2025

GrinduluFM Pacitan - Peningkatan kasus penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan sapi mengharuskan Pemkab Pacitan menutup operasional pasar hewan se-Kabupaten Pacitan selama 14 hari sejak Selasa 7 Januari 2025 sampai dengan hari Selasa, 21 Januari 2025.

Ditutupnya operasional pasar hewan tersebut upaya mencegah penularan penyakit mulut dan kuku pada hewan ternak yang mana sejak dua pekan terakhir lonjakannya meningkat signifikan.

“Ya, berdasar surat edaran menteri pertanian tentang kewaspadaan Dini peningkatan kasusu penyakitr hewan PMK dibeberapa wilayah dilakukan penutupan operasional jual beli hewan ternak kambing dan sapi dilokasi pasar hewan,”kata Sugeng Santoso Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pacitan.

Update Situasi 7 Januari 2024, dilaporkan jumlah kasus PMK 496 terdiri dari ternak sakit capai 418 ekor, ternak mati 24 ekor, dipotong paksa 36 ekor. Dinyatakan sembuh 18 ekor.

“Hari ini tadi kita baru saja rakor dengan OPD terkait dan juga dengan seluruh camat, polres, kodim membahas penanganan PMK di Kabupaten Pacitan, hasilnya sepakat penutupan sementara aktivitas jual beli ternak di pasar hewan,”ujarnya.

Selain penutupan pasar hewan, Pemkab juga klaim gencar sosialisasi ke masing – masing kecamatan kepada kepala desa dan perangkat desa, untuk memebrikan pemahaman gejala awal PMK pada ternak dan langkah langkah pengendalian yang dapat dilakukan.

Meskipun operasional pasar hewan ditutup sementara namun untuk lalu lintas keluar masuk hewan ternak di wilayah perbatasan belum ditutup. Karena itu jika ada warga yang masih membeli hewan ternak dari daerah lain sebaiknya dipisah kandang jangan dicampur.

“Petugas kita gencar keliling desa untuk memberikan pemahaman gejala awal PMK pada ternak dan langkah-langkah pengendalian,”imbuhnya.

Sementara hewan ternak sapi yang mengarah pada gejala PMK, sejumlah 36 ekor dipotong atau disembelih paksa.

“Saat ini kita focus ke pengobatan dan penanganan. Sapi yang dipotong paksa itu karena ada gejala kearah ternak sakit.”pungkasnya.

Reporter:Asri

Blog, Updated at: 14.36
Tuliskan komentar positif Anda di bawah ini
03