Masih disepelekan, ternyata pola makan dapat mempengaruhi gizi baik itu kuantitas maupun kualitas makanan yang dikonsumsi berperan pada kesehatan individu.

Sedangkan hasil Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 prevalensi stunting 20,6 persen.

Disisi lain Dinas KBPP Pacitan mencatat 27.086 keluarga di Pacitan masuk keluarga beresiko stunting.

Tidak berlebihan, bupati pacitan Indrata Nur Bayuaji menjadikan pekerjaan rumah ‘PR’ yang belum terselesaikan masalah stunting di masa kepemimpinannya.

Untuk menuntaskan masalah gizi buruk, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan dr. Daru Mustiko Aji ajak warga masyarakat terapkan pola “ Isi Piringku” yang berisi gizi seimbang.

“Gizi seimbang menitik beratkan pada jenis asupan termasuk porsi yang tepat sehingga mencapai keseimbangan yang dibutuhkan tubuh,”ucapnya.

Pola makan “isi piringku” berisi gizi seimbang yang sebaiknya dikonsumsi dan dihindari.

Isi piringku ini tidak hanya panduan sehat melainkan panduan pola hidup secara keseluruhan.

Pedoman “isi piringku” ini dilengkapi lima besar seperti membiasakan cuci tangan, perbanyak sayur dan buah hindari terlalu garam terlalu manis dan lemak, lakukan aktivitas fisik 30 menit per hari.

Lantas apakah warga masyarakat di Pacitan selama ini sudah menerapkan gizi seimbang.

“Bagiku gizi itu ada protein, mineral, karbohidrat yang seimbang, tapi kami itu makan yang penting tetap dijaga tiga kali sehari termasuk jaga serat yang masuk ke tubuh dicoba disiplin meski kadang dilupakan kalau lagi keenakan makan camilan, he..he..,ujar Sunna siswi salah satu SMA di Pacitan.

Pola makan “Isi Piringku” berisi makanan pokok, lauk pauk, buah buahan dan sayuran, minum air mineral 8 gelas per hari dan jangan lupa cuci tangan pakai sabun. Setelah itu pantau terus berat badan.

“Yuk kita terapkan “Isi Piringku” dalam pola makan sehari-hari, pastikan asupan gizi penuhi porsi yang benar.”tutup dr Daru Mustika Aji.

Reporter:Asri