Dua pekan terakhir kasus kematian ternak sapi akibat wabah PMK semakin melonjak tak terkendali.
Setidaknya dilaporkan 150 ternak sapi sakit dengan jumlah kasus 156 ternak dan potong paksa 6 ekor laporan per 2 Januari 2025.
Sugeng Santoso Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Pacitan membenarkan adanya laporan mati mendadak dengan gejala diduga mirip wabah PMK, Jumat (3/1/2025).
"Iya, sejumlah sapi milik warga dilaporkan mati mendadak dalam dua pekan terakhir dengan gejala yang mirip PMK,"ucapnya.
Terkait hal itu, pihaknya sudah menurunkan petugas medis atau mantri hewan ke sejumlah kecamatan untuk melakukan pemeriksaan dan pengobatan.
“Vaksinasi salah satu cara paling efektif untuk mencegah penyebaaran PMK. Tapi harus diimbangi pengawasan lalu lintas ternak. Sekarang upaya pengendalian PMK terus dilakukan, masih terdapat berbagai tantangan di lapangan seperti keterbatasan sumber daya manusia, sulitnya menjangkau lokasi ternak,”terangnya.
Sugeng menegaskan bagi para peternak sapi untuk tidak panik sebab sapi yang terkena PMK masih bisa disembuhkan kalau belum terlambat.
“Dengan menghindari lalu lintas ternak, karena biasanya kasus terjadi ketika ada ternak baru dari daerah lain ternyata membawa virus PMK.”tegasnya.
Warga disarankan untuk member jamu yang terdiri dari jahe, kunir, dan temulawak agar sapi sehat. Kemudian dengan mencampur sapi yang sakit dengan yang masih sehat.
“Jangan cemas, sapi terkena PMK bisa disembuhkan bila belum terlambat, hubungi petugas di lokasi terdekat,”pungkasnya.
Reporter:Asri