Tidak berlebihan jika Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji sempat mengingatkan stunting masih menjadi pekerjaan rumah yang harus bisa ditekan angkanya dan ditemukan solusi penyelesaian, satunya lagi masalah kematian ibu dan bayi (AKI), kematian ibu dan anak (AKB).
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan dr. Daru Mustiko Aji membenarkan masih ditemukannya kasus kematian ibu dan bayi di Pacitan. Penyebab kematian bayi di Pacitan itu karena Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), asifiksia, early neonatal sepsis, kelainan kongenital, penyakit jantung bawaan.
“Angka kematian ibu dan bayi di Pacitan terus kita tekan penurunnya, sebab ksehatan ibu dan anak ini sangat penting dan termasuk ke dalam salah satu faktor mempengaruhi substainable Development Goals (SDGs).”ucapnya.
Pada tahun 2030 dunia mendorong target penurunan angka kematian ibu harus di bawah 70 persen 100.000 kelahiran hidup. Sedangkan angka kematian bayi dan balita proporsinya ditargetkan turun hingga 12 per 1000 kelahiran hidup.
“Pemkab Pacitan merespon itu dengan berupaya melakukan perbaikan gizi yang difokuskan pada pencegahan stunting, sebab stunting itu disebabkan oleh faktor multidimensi terutama dalam 1000 hari kehidupan pertama,”imbuhnya.
Dinas Kesehatan bisa menyediakan peningkatan peralatan kesehatan di Yankes Puskesmas dan Rumah Sakit. Selain itu menggerakan kader kesehatan untuk terus inovasi posyandu menurunkan kematian ibu dan bayi melalui berbagai program yang selama ini sudah dilaksanakan.
“Salah satu diantara inovasi program posyandu saat ini, hamil pintar, Cah Niki Desi (cegah nikah dini dengan berkreasi).”pungkas Daru.
Reporter: Asri