Sudah saatnya potensi pariwisata yang dimiliki Kabupaten Pacitan serius dikelola secara modern, sehingga ada hasil peningkatan pundi-pundi daerah yang jelas dari potensi sektor yang digadang - gadang bisa membuat pendapatan asli daerah (PAD) meningkat tajam.
Badan Keuangan Daerah Pacitan menyebut, sektor wisata beberapa tahun terakhir tersisih sebagai penyumbang PAD terbesar. Pasalnya, sekarang kontribusi terbesar terhadap PAD berasal dari Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) yang mencakup rumah sakit, puskesmas, dan layanan kesehatan lainnya.
Untuk mengembalikan kejayaan potensi wisata sebagai penyumbang pundi-pundi daerah tertinggi, kali ini Gua Tabuhan yang lama tersisih dari perhatian pengunjung wisata mulai digarap melalui konser music didalam gua.
Tidak tanggung-tanggung, pementasan dua karya komposisi dari Dion Nataraja bersama Sandikala ensamble dan karya komposisi Elisabeth Schimana bersama Daniel Caesar (perkusi) dan sandikala ensamble ditampilkan menghadirkan sentuhan yang sama sekali berbeda.
“Mudah-mudahan nanti bisa meningkatkan kearifan lokal dan peningkatan PAD. Selain itu juga bisa membawa wisatawan ke Pacitan, oleh karena itu DPRD selalu mendukung kebijakan pemerintah yang ujung-ujungnya meningkat PAD nya. Kalau PAD meningkat bisa bermanfaat untuk masyarakat Pacitan,”harapnya.
Jangan salah, bebatuan gua tidak akan digunakan sebagai alat music dalam konser tersebut. Namun atmosfer luas di dalamnya justru akan dijadikan ruang akustik sebagai penyempurna dari lima instrumen yang dimainkan. Mulai dari gamelan, kempul, gong, hingga drum.
“Bekolaborasi dengan seniman bertaraf nasional dan international sangat dibutuhkan. Manfaat kolaborasi sangat besar untuk membangun seni budaya dalam jangka panjang, yang terpenting lanjut ASB, proses terus menerus continue berkelanjutan agar pendapatan asli daerah dari sektor wisata meningkat,”jelasnya.
Untuk diketahui, pendapatan asli daerah (PAD) Pacitan telah tercatat mencapai 92,21 persen dari target yang ditetapkan pada tahun 2024.
Dengan target PAD sebesar 217 miliar rupiah, hingga November 2024, realisasi sekitar 200 miliar.
Pendapatan terbesar kedua dari retribusi. Sementara yang paling kurang banyak dari sektor pariwisata yakni masih kurang 2 miliar 950 juta atau 70,71 persen.
Reporter:Asri