“Posyandu sekarang ini tidak hanya memperhatikan balita saja, akan tetapi semua unsur termasuk juga media sosial karena pusat sosialisasi ini sekarang tertuju di posyandu,”ucapnya.
Mengingat ketiga kasus tersebut masih butuh perhatian lebih sebab angka kasus yang ditemukan mengindikasikan tingkat kesejahteraan penduduk masih rendah atau sudah naik derajat kesehatannya.
“Rencana 2025 fokus utama akan diarahkan pada peningkatan pembinaan posyandu,”ujarnya.
Diharapkan dari 844 Posyandu yang ada di Kabupaten Pacitan harus fokus untuk melakukan inovasi cegah stunting, AKI dan satu lagi AKB.
Data Dinas Kesehatan menyebutkan, sebanyak 3443 anak di Pacitan stunting.
“Oleh karena itu peran posyandu sebagai pelayanan dasar masyarakat harus tetap melakukan inovasi,”tegasnya.
Dinas Kesehatan mengklaim posyandu di Kabupaten Pacitan sudah melakukan banyak inovasi untuk mencegah stunting.
Misal, Centing Mak Imas (cegah stunting melalui aktulisasi keluarga inovasi masyarakat sekitar), Ceting Bu Cadas (cegah stunting bumil dan catim cerdas), Gepug centing (gerakan edukasi Puskesmas Gemaharjo Cegah Stunting), Jamin berburu asi menjaga ibu hamil dan anemia dan mempersiapkan ibu hamil agar mampu memproduksi ASI, posyandu optima (konseling per tumbuhan dan perkembangan bayi dan balita mandiri).
Sementara Inovasi posyandu untuk menurunkankematian ibu dan anak diantaranya melalui Putri Ceria Kabupaten Pacitan merupakan Program Asuhan Terpadu Remaja Puskesmas Candi yang cerdas, energik, resposif,inovatif dan adaptif.
Hamil pintar, Cah Niki Desi (cegah nikah dini dengan berkreasi), Kejari Ceria (kelas remaja putri cerdas, energik, responsif, inovatif dan adaptif).
Reporter :Asri