Terkait kabar yang saat ini lagi viral di media sosial, Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Pacitan melakukan langkah antisipasi dengan memberikan himbauan melalui media sosial resmi milik BPBD Pacitan.
Kepala Pelaksana BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko melalui Seksi Kedaruratan dan Logistik,Radite Suryo Anggono menjelaskan tentang gempa di Selat Sunda dan Mentawai Siberut yang “tinggal menunggu waktu” sekali lagi informasi potensi gempa megethrust yang berkembang saat ini sama sekali bukanlah prediksi atau peringatan dini, sehingga jangan dimaknai secara keliru, seolah akan terjadi dalam waktu dekat.
“Untuk itu, kepada masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan beraktivitas normal seperti biasa, seperti melaut, berdagang, dan berwisata di pantai. BMKG selalu siap memberikan informasi gempa bumi dan peringatan dini tsunami dengan cepat dan akurat,” Dr. Daryono Kepala Pusat Gempa bumi dan Tsunami BMKG
Gempa bumi adalah getaran atau guncangan yang terjadi di permukaan bumi akibat pelepasan energy dari bawah permukaan secara tiba-tiba yang menciptakan gelombang seismic. Gempa bumi biasa disebabkan oleh pergerakan kerak bumi atau lempeng bumi.
“Tinggal menunggu waktu” bukan berarti segera akan terjadi dalam waktu dekat, karena kejadian gempa belum dapat diprediksi, sehingga kami pun tidak tau kapan akan terjadi. Kami katakan “menunggu waktu” hal itu karena segmen-segmen sumber gempa di sekitarnya sudah realese gempa besar (tinggal segmen tersebut yang belum lepas).
Gunung bawah laut Jogo Jagad adalah formasi gunung bawah laut yang terletak di lepas pantai Pacitan. Gunung ini berada di jalur Megathrust Selatan Jawa yang membentang di sepanjang pantai selatan, termasuk wilayah Selat Sunda hingga ke Mentawai Siberut.
Kepala Stasiun Geofisika Kelas III BMKG Sawahan Nganjuk, Sumber Harto, saat diwawancarai menjelaskan fenomena ini.
“Megathrust merupakan zona bertumpunya lempeng Indo Australia yang menyusut ke bawah lempeng Benua Eurasia, Pacitan yang menjadi daerah langganan gempa, selain karena berada di zona megathrust, jalur Sesar Grindulu juga aktif. Gempa akhirnya sering terjadi,”pungkasnya.
Harapan kita, semoga upaya kita dalam memitigasi bencana gempabumi dan tsunami dapat berhasil dengan dapat menekan sekecil mungkin risiko dampak bencana yang mungkin terjadi, bahkan hingga dapat menciptakan zero victim.
Sebagai langkah antisipasi dan mitigasi, BMKG sudah menyiapkan system monitoring, prosesing dan diseminasi informasi gempabumi dan peringatan dini tsunami yang semakin cepat dan akurat. BMKG selama ini memberikan edukasi, pelatihan mitigasi, evakuasi, berbasis permodelan tsunami kepada pemerintah daerah, stakeholder, masyarakat, pelaku usaha pariwisata pantai, industry pantai dan infrastruktur kritis (pelabuhan dan bandara pantai) yang dikemas dalam kegiatan Sekolah Lapang Gempabumi dan Tsunami ( SLG), BMKG Goes To School (BGTS) dan Pembentukan Masyarakat Siaga Tsunami (Tsunami Ready Community).
Reporter:Asri