Bupati Aji menegaskan anugerah adipura merupakan idaman seluruh kabupaten dan seluruh kota di Indonesia menjadi tanggung jawab semua. Menjadi kesadaran seluruh masyarakat pacitan.
Aji tidak ingin ada instruksi khusus terkait masalah kesadaran pengelolaan sampah karena OPD sebagai ujung tombak dalam hal kesadaran pengelolaan sampah. Kalau di dinas saja masih ada yang belum sadar sampah bagaimana dengan masyarakat untuk mau disuruh sadar sampah.
“Pak Sekda, saya mohon untuk dinas dinas lain kita mulai sadar juga bahwa mengurangi sampah dari lingkungan terkecil itu yang paling baik dari pada mengolah sampah ketika sudah di pembuangan akhir,” tegasnya.
Bupati Aji melanjutkan kalau selama ini di lingkungan pendopo dan halking sudah jarang ada minuman plastik.
“Kami di pendopo dan di halking sekarang jarang ada minuman plastik, kami gunakan gelas karena memang arahnya kesana bapak ibu sekalian, kalau saya berkunjung ke dinas akan saya lihat itu semuanya, biasanya nggak saya tegur biasanya begitu, tapi mulai hari ini bakal ada Punishment,” jajaran perangkat daerah pun tepuk tangan sambil tertawa mendengarnya.
Bupati Aji minta Dinas Lingkungan Hidup ke depan bisa membuat inovasi baru agar masyarakat lebih sadar lagi sehingga pejuang adipura di jajaran DLH nantinya mungkin tidak lagi sebatas membantu membersihkan lingkungan saja akan tetapi pejuang adipura tersebut bisa bergerak ke hal lain.
“Secara khusus saya pribadi memberikan rasa kebanggan terimakasih dan apresiasi dijajaran DLH pejuang adipura yang berseragam hijau membuat anugerah adipura kembali dicapai Pacitan ke 16 kalinya,” katanya.
Cicik Raudhlatul Jannah menjelaskan adipura adalah milik bersama, jadi semua punya tanggung jawab mempertahankan.
Jurus yang dianggap jitu dengan mengurangi sampah dari diri sendiri, keluarga dan lingkungan dimana berada, memanfaatkan sampah dengan cara produktif. Sampah yang dibuang ke TPS dan TPA hanya residu yang benar benar tidak bisa dimanfaatkan.
“Kita pilih duta MASDARLING (masyarakat sadar lingkungan) yang akan jadi pioneer dan contoh, serta “corong” kita di masyarakat."ujarnya.
Untuk menjawab keinginan bupati pacitan agar Dinas Lingkungan Hidup lebih inovatip lagi, sekarang pihaknya membuat program Desa/Kelurahan BISA (Bersih Bebas Sampah) masing maisng desa mengelola sampahnya secara mandiri dengan membentuk KSM pengelola sampah.
“Ini baru kita mulai garap, banyak hal yang akan kita persiapkan dengan kerjasama lintas OPD termasuk kerjasama dengan swasta,” jelasnya.
Penilaian tertinggi adipura tahun ini berada di TPS 3R berbasis masyarakat, dan pengelolaan sampah di permukiman.
Pengurangan sampah berbahan plastik memang sedang diseriusi Pemkab Pacitan sejak dua tahun terakhir ini. Tidak hanya mengingatkan pada masyarakat serta pelaku usaha saja akan tetapi juga menggaungkan gerakan tanpa palstik tersebut di lingkup Aparatur Sipil Negara ASN lewat Dinas Intansi masing masing seperti diungkapkan Bupati Aji.
“Hal ini harus didukung penuh ASN untuk meningkatkan kesadaran mengurangi sampah berbahan plastik. Sampah menjadi sorotan karena pacitan merupakan daerah jujugan wisatawan. Kesadaran membuang sampah di tempat yang telah disediakan harus menjadi tanggung jawab kita bersama.”tutupnya.
Reporter:Asri