Belum genap sebulan tanggal 11 Maret 2024, kembali muncul kejadian bunuh diri yang dilakukan Eko Wahyono (50) warga Desa Gemaharjo Kecamatan Tegalombo.
“Korban merasa putus asa sakit menahun tidak kunjung sembuh. Korban sempat menulis surat memberitahukan keluarga kalau saat baca suratnya berada di dekat pohon rambutan di kebon kang bokir,” jelas Iptu Fatchur Rahman Kapolsek Tegalombo saat dikonfirmasi Grindulu FM.
Data Kepolisian sepanjang tahun 2023 kasus bunuh diri tercatat 11 kasus lebih sedikit dibanding tahun 2022 tercatat 16 kasus. Jumlah data ini yang dilaporkan ke polres pacitan.
Kasus bunuh diri yang terjadi di tengah masyarakat menjadi perhatian berbagai pihak termasuk dokter Spesialis Kesehatan Jiwa RSUD dr. Darsono Pacitan dr. Endang Soekartiningsih Sp.Kj,M,Sc.
Menurut dr. Endang Soekartiningsih tindakan yang ada persiapan itu namanya depresi atau putus asa. Biasanya orang depresi dengan tipe kepribadian tidak matang memang banyak memilih bunuh diri.
Di Pacitan faktor kondisi sosial ekonomi atau miskin, perubahan sosial, sakit menahun, kurangnya kedekatan antar keluarga menjadi faktor terbanyak orang depresi atau putus asa lalu memilih mengakhiri hidupnya dengan bunuh diri.
“Pasien saya rata rata keputusasaan, kondisi fisik lemah, penyakit kronis, skizofrenia, putus asa karena ekonomi,” ungkapnya.
Orang yang punya niatan bunuh diri, sudah berada pada kondisi yang akut dan memiliki tindakan yang agresif untuk bunuh diri. Segeralah konsultasi ke psikiater karena termasuk gangguan jiwa berat.
“Baru ide untuk keinginan bunuh diri itu sudah harus ada warning, karena ide ini gejala gangguan depresi jadi segera ke psikiater, kita akan bantu konseling, psikoterapi dengan obat obatan banyak membantu fase membaik,”imbuhnya.
Ni made Dyah Rinawardhani Psikolog Klinis Rumah Sakit Umum Daerah dr.Darsono Pacitan mengatakan bunuh diri merupakan permasalahan yang tidak bisa diabaikan.
"Kalau orang sudah punya kepikiran untuk bunuh diri pasti sudah mengalami gangguan jiwa,"ucapnya.
Karena kalau orang yang sehat jiwa tidak akan punya pikiran untuk bunuh diri apalagi smapai benar benar bunuh diri.
“Orang punya pikiran bunuh diri biasanya karena ia merasa tidak memiliki harapan hidup dna tidak tau cara menyelesaikan masalahnya sehingga menimbulkan depresi yang membuatnya melakukan tindakan impulsif dengan mengikuti kata hati yang negatif,”ucapnya.
Bunuh diri memang penyebab kematian tertinggi di dunia karena bunuh diri rata rata disebabkan depresi, dan ketidak mampuan seseorang dalam memecahkan masalah berarti memang harus menguatkan pribadi masing masing.
“Bisa jadi bunuh diri ini memang bak fenomena gunung es karena orang mengalami gangguan jiwa kan tidak bisa dalam keadaan tiba tiba, pasti sudah lama perjalanannya, nah jika dulu perjalanan ini tidak ada pendampingan dari lingkungan maka yang bunuh diri bisa terjadi,”tegasnya.
Reporter:Asri