“Ubi kayu kita gak pernah panen, segerombolan monyet, celeng memakan sebelum waktu panen. Meski ditunggu tetep kalah gesit dengan monyet. Lebh pinter monyet daripada petaninya, sekarang tidak ditanami ketela pohon, apalagi air sulit disini.”katanya.
Tidak hanya monyet dan celeng yang mulai keluar dekati permukiman saat kemarau kali ini, warga juga resah dengan munculnya tikus berukuran besar masuk rumah.
Sulastri warga dusun sawahan desa sambong menuturkan, di ladang tidak aman monyet dan celeng, kalau di rumah muncul tikus berukuran besar. Dimungkinkan tikus itu juga mencari makanan.
“Saestu niki, wong ndeso ora uman karo kethek. Wayah kemarau niki. Nopo mungkin arep larang pangan nggih.”tuturnya.
Sementara dalam kesempatan berbeda, Sugeng Santoso Kepala Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan ikut membenarkan jika musim kemarau saat ini di pedesaan musuh alaminya petrani adalah serangan dari monyet dan celeng. Sehingga stok pangan ketela pohon mulai menipis. Saat ini banyak wilayah pedesaan melapor serangan hamanya celeng dan monyet.
“Masyarakat memang tidak berani tanam ketela pohon, jagung pada umumnya dirusak hewan liar. Kebanyakan tahun ini tidak tanaman umbi umbian terutama ketela pohon. Sebagai alternatip sumber pangan produksi ketela pohon terancam kekurangan.”katanya.
Produksi ubi kayu tahun 2023 sebanyak 126.695 ton. Target itu tidak tercapai tahun ini, banyak tidak berani tanam petani karena serangan hama alami monyet dan celeng.
Upaya Pemkab dalam hal ini Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian Kabupaten Pacitan kerjasama dan memberikan informasi masyarakat melakukaan pencegahan pengendalian hewan dengan cara alami memanfaatkan anjing untuk memburu dan mengusir segerombolan monyet.
Reporter/Penulis:Asri