Data Badan Penanggulangan Bencana Daerah BPBD Kabupaten Pacitan menyebutkan pemetaan zona kekeringan kemungkinan masih ada bertambah luasannya tergantung sejauh mana hujan tidak ada turun.
Dilanjutkan Erwin Andriatmoko, banternya permintaan warga minta bantuan droping air bersih tentu saja sedikit banyak ikut berpengaruh pada animo kunjungan wisata ke Pacitan. Betapa tidak, bayangan wisatawan sulitnya mencari air bersih tentu membuat niat berwisata ke pacitan bisa saja diurungkan.
Tidak mau lagi bantuan droping air bersih menjadi penanganan andalan menahun yang bisa berakibat pada psikologis pengunjung wisatawan, Bupati memerintahkan PUPR, BPBD dan Bapeda mencari jurus jitu penanganan jangka panjang. Sedangkan droping air bersih hanya untuk penanganan jangka pendek.
Tidak heran jika tak ada hujan krisis air bersih selalu saja menjadi masalah menahun termasuk di pacitan yang merupakan daerah rawan kekeringan. Pasalnya, air merupakan kebutuhan paling esensial yang tidak dapat digantikan dengan benda apa pun yang kebutuhannya terus meningkat.
Meskipun ketersediaan air menjadi amat penting, namun penanganan air pada saat surplus cenderung boros. Sering air ini dianggap barang yang tidak ada harganya. Saat berlebih tidak ada yang menyimpan, sementara saat kekeringan, banyak desa yang kebingungan meminta bantuan air bersih.
Permasalahan krisis air bersih saat musim kemarau membuat dampak tak manis buat Pacitan sebagai daerah wisata. Karena itu tak heran, jika bupati pacitan Indrata Nur Bayuaji memerintahkan BPBD, PUPR dan Bapedda dalam jangka panjang kebutuhan akan air dapat dipenuhi sendiri dengan memanfaatkan sumber daya air setempat. Ironisnya, sumber mata air di pacitan mulai langka, kuantitas, kualitas dan keberlanjutan pasokannya semakin menurun dari tahun ke tahun.
“Kita sangat sedikit mendapatkan sumber mata air. Kalau musim kemarau panjang, sumber mata air itu juga ikut menurun debit airnya. Ini kita coba cek ulang ke desa desa untuk menghidupkan kembali Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Dimasa pemerintahan bapak bupati indrata Nur Bayuaji penanganan tuntas. Sebelumnya hanya droping droping sekarang tidak. Jadi kami bpbd, pu, bapeda, ditekankan untuk pemetaan sumber air yang bisa diolah mana itu ada 25 desa akan di dahulukan, kami dan pu diminta untuk memetakan pamsimas spam. Kalau dulu kita hanya berfikir droping droping sekarang kita pikirkan jangka panjang.”lanjutnya.
Ditambahkan Erwin, untuk jangka pendek droping air masih akan diberlakukan. Akan tetapi jangka menengah dan jangka panjang penanganan dengan menghidupkan sumber mata air. Jangka panjang semua desa, minimal tidak ada lagi droping air. Jika kasus krisis air bersih tinggal sedikit bisa memanfaatkan pompa portable.
Persoalan kekurangan air bersih akibat kekeringan secara jangka panjang memunculkan dmapak kesehatan yang tidak bisa dianggap remeh. Kekeringan di pacitan terjadi hampir di setiap tahunnya. Sehingga butuh penanganan menyeluruh.
“Tidak ada lagi pemberitaan tangki air wira wiri yang nantinya itu akan berpengaruh juga terhadap kunjungan wisata ke pacitan. Orang ke pacitan takut gak ada air. Jangan sampai itu terjadi, penanganan krisis air bersih menyeluruh.”tegasnya.
Reporter/Penulis:Asri