“IPLT kita belum punya sampai saat ini. Saya pernah mengusulkan saat masih di Bappeda tahun 2010 lalu tapi usulan itu hingga sekarang belum di acc. Setiap kali kita ada paparan dengan Provinsi maupun Pusat terkait sanitasi, kita mencoba usulkan itu tapi sampai sekarang belum ada tanggapan. Kemungkinan kriterianya belum memenuhi syarat kita.”ungkapnya.
Dalam pengajuan pembuatan IPLT tersebut untuk satu unit saja akan membutuhkan anggaran tidak sedikit.
“Saya lupa waktu itu berapa yang kita usulkan untuk satu unit IPLT. Lupa saya, he...he...yang jelas saya pernah usulkan perlunya IPLT di Pacitan mengingat penduduknya sudah semakin padat. Tapi sampai sekarang ini belum ada tanggapan.”tuturnya.
Selama ini warga di Pacitan menggunakan jasa sedot WC untuk limbah tinja. Hal itu juga diakui salah satu pengusaha sedot tinja di Pacitan yang enggan di sebut namanya. Limbah tinja hasil sedotan dari rumah warga dikatakannya di gunakan untuk pupuk.
“Kita buangnya di area tanah yang agak jauh dari permukiman. Lama lama limbah ini nanti akan menyatu dengan tanah, sehingga warga tidak akan tercemari bau. Malah resapan tanah bekas buangan tinja itu bisa di gunakan pupuk.”ujarnya.
Bisa jadi jika selama ini limbah tinja sedot WC tersebut dibuang ke tanah di sekitar wilayah Pacitan yang jauh dari permukiman warga untuk dijadikan pupuk. Hingga saat ini Dinas Lingkungan Hidup belum pernah menerima laporan keluhan dari warga terkait cemaran limbah tinja.
“Selama ini Dinas Lingkungan Hidup belum pernah mendapatkan laporan keluhan dari masyarakat terkait pembuangan limbah tinja.”tutup Cici Raudlatul Jannah saat di konfrimasi GrinduluFM.
Reporter/Penulis:Asri