Mengapa‘Ruwat’di ganti‘Rawat’? Bupati Indrata Nur Bayuaji menerangkan jika Ide ruwat diganti rawat biar festival kebudayaan tersebut tidak hanya melokal akan tetapi menasional bahkan mendunia.
“Yang pertama itu. Karena banyak masukan yang diterima dan sifatnya kalau menurut saya positip karena ide ide itu, begini salah satunya itu ruwatnya di ganti rawat karena ruwat ini kesannya masih lokal banget, padahal semangat festival ini menjadi nasional atau menginternational. Jadi dengan bahasa rawat yang bisa dipahami dari Sabang sampai Merauke maka kemudian di tahun ini nama menjadi rawat jagat. Nah..ini sebuah payung besanya gitu. Kemudian yang saya tangkap bahwa keinginan festival ini diadakan selain tentunya kita merasa syukur kita kemudian kita memberikan ruang kepada masyarakat pacitan terutama dan rekan rekan kita yang diluar pacitan untuk bisa tampil dipanggung panggung sehingga bisa dinikmati oleh para pengunjung baik dari pacitan maupun dari luar pacitan. Itu terjadi dirawat jagad ini.”kata Bupati Aji.
“Yang selanjutnya yang saya tangkap adalah keinginan bahwa menerjemahkan yang mungkin sering anda dengar tentang nyawiji nah ini kalau saya artikan tanpa disadari sebenarnya dirawat jagad inilah bisa terjadi. Jadi karena festival rawat jagat ini kalau saya memaknai bukan menjadi milik pemerintah daerah tapi sebenarnya ini milik masyarakat pacitan. Dan seluruh komponen yang ada disitu terlibat. Kedepan nya lagi masyarakat tidak lagi menjadi penonton saja tapi bagaimana bisa berpartisipasi seluas luasnya. Nah cita cita yang menurut saya sangat luar biasa ini kami smapaikan sangat terimakasih atas suport yang diberikan. Terutama dari ekmenterian dan seluruh sponsor yang ada.tentunya pada panttia dan masyarakat tentunya sanggar sanggar yang ada.”lanjutnya.
Tema yang diambil dalam Rawat Jagat 2023 ini sangat relevan juga dengan semangat pacitan bagaimana lebih memperhatikan permasalahan permasalahan lingkungan yang ada, yang permasalahan tersebut terjadi kalau ditarik paling hulu kurangnya kesadaran semuanya, dicontohkan Bupati Aji terkait masalah sampah, selama sampah itu bisa dikurangi bisa di minimalisir ditingkat pribadi, tingkat rumah tangga maka insyaAllah lingkungan akan lebih bersih.
“Mungkin tidak akan perlu ada tempat pembuangan sampah TPS maupun tempat pembuangan akhir TPA. Nah.. hal hal seperti ini ketika kita sampaikan dalam kemasan yang bisa diterima seluruh warga dengan bentuk kesenian kebudayaan maka kampanye sosialisasi lingkungan ini akan lebih mudah diterima masyarakat.”harapnya.
Selanjutnya pacitan mempunyai banyak keindahan alam yang sangat dipahami semua. Pacitan punya bentang laut garis pantai yang panjangnya ada 71 km. Kemudian Pacitan termasuk sebagai geopark gunung sewu yang saat ini proses revalidasi kedua, bupati Aji berharap mudah mudahan tetap bertahan. Itu semua perlu dukungan. Dukungan dari wilayah kebudayaan. Bupati Aji menambahkan, budaya pacitan ini menarik.
“Kita ini berada di mataraman tapi kita juga punya pantaI artinya disitu ada budaya kemaritiman. Kita juga dataran tinggi jadi budaya pacitan ini akan unik gitu. Sayang sekali kalau kita tidak punya wadah besar untuk mengekspos ini semuanya ketingkat international. Pumpung disini ada pak Amat Mahendra perwakilan dari Kementerian Kebudayaan Dirjen Perfilman Budaya dan Media, saya berharap mendapatkan suport dan panggung untuk mengenalkan Festival Rawat Jagat kesenian dan kebudayaan di pacitan di pangung nasional maupun international. Saat ini kita sedang berupaya istiqomah membuat panggung sendiri. Harapan saya keterlibatan teman temen media bisa proaktip sehingga kemajuan pacitan diwilayah kebudayaan ini tidak lagi hanya menjadi perannya Dinas Kebudayaan Pariwisata Pemuda dan Olahraga saja akan tapi memang milik masyarakat, salahsatunya temem temen media.”ucap Aji dengan penuh harap.
“Saya membayangkan ketika rawat jagat besuk dengan seluruh panji yang sudah dihubungi panitia akan berkibar diarak baik itu panji dari desa dari kecamatan maupun komunitas, ada juga terakhir dari perguruan silat akan ikut dan semua organisasi akan ikut .saya membayangkan juga dari rekan rekan wartawan juga bisa tampil disana. Saya membayangkan juga bagaimana kita makan tumpeng bersama dan karena ini milik panjenengan juga untuk seklai waktu, hanya satukali waktu dalam satu tahun kita bersama sama teman teman wartawan gitu. Tahun depan berharap kurang sehari. Panitia melapor kesaya ada wartawan nyumbang satu tumpeng saja untuk kita makan sendiri..., diacara besuk dll. Ketika itu terjadi sampai masyarakat juga bisa merasakan itu saya punya keyakinan ditahun tahun mendatang.”tuturnya.
Bupati berharap dengan kegiatan rawat jagad tersebut bisa membawa pengunjung wisata sebanyak banyaknya ke pacitan.
“Rawat jagad event menarik. Ketika rekan dari luar datang menikmati rawat jagat, rekan rekan akan dapat bonus, selain bonus keindahan alam pantai, gua, museum SBY sebentar lagi, pacitan juga memiliki banyak keindahan lautnya terbentang 71 km, termasuk geopark. Makanya monggo ayo datang sebanyak banyaknya ke pacitan dan kurangi sampah plastik sebanyak banyaknya.”tutupnya.
Reporter/Penulis:Asri