Sering terjadinya gempa bumi di Pacitan berskala kecil kecil tersebut dibenarkan Kepala BPBD Pacitan Erwin Andriatmoko saat dikonfirmasi, Kamis (9/2/2023).
Sementara untuk sensor tanda terjadinya gempa hanya 2 saja yang masih aktip dari 9 sensor yang terpasang.
Sedangkan terkait seringnya terjadi gempa kecil kecil tersebut BPBD belum bisa menyimpulkan karena belum ada kesimpulan dari BMKG terkait seringnya terjadi gempa kecil kecil di Pacitan, apakah adanya sesar atau bukan.
“Mungkin perlu proses panjang untuk mengetahui keberadaan sesar. Namun yang jelas alat kita tetep aktip peringatan dini Tsunami manakala yang tidak kita inginkan. Sensor kita tetap aktip. Warga masyarakat diminta jangan panik.”katanya
Badan Penanggulangan Bencana Daerah Pacitan rajin turun gunung memberikan edukasi mitigasi dasar jika terjadi bencana gempa bumi dan stunami. Sebab, potensi bencana alam selalu ada di Pacitan.
“Mitigasi menjadi penting dilakukan saat hidup di Pacitan sebagai daerah yang dikepung bencana alam.”lanjutnya
Meskipun Pacitan sebulan rata rata ada 70-80 kali gempa kecil kecil diminta tidak panik. Untuk meminimalkan resiko bencana sudah ada petugas khusus mitigasi. Maksutnya agar Pemkab bisa siap mitigasi tatkala sesar sudah jelas.
“Mitigasi dasar saat terjadi suatu gempa bumi, hal pertama yang perlu dilakukan adalah keluar dari ruangan. Jika tidak memungkinkan, segera mencari tempat perlindungan diri. Usahakan untuk mencari tempat lapang.”terangnya
Seperti diketahui, wilayah Pacitan rupanya sering dignncang gempa bumi. Hanya saja, gempa itu memiliki magnitude kecil kecil sehingga getarannya hampir tidak terasa dna tak berdampak signifikan di permukaan tanah. Pemkab Pacitan jauh jauh hari telah melengkapi diri dengan perangkat warning receiver system (WRS). Meskipun saat ini tinggal 2 saja alat peringatan dini gempa bumi yang masih aktip. Selain itu BPBD juga sudah membentuk desa siaga dan kelompok tangguh bencana dimasing masing desa.
Reporter/Penulis: Asri