Pengecekan BNPB terkait kesiapan Pemerintah Kabupaten Pacitan dalam mitigasi bencana Minggu (18/12/22) di Desa Tangguh Bencana Destana Desa Sidomulyo Lorok, rencana di hadiri juga oleh BMKG dan juga diikuti BPBD dari 93 Kabupaten/Kota se Indonesia.
Rencana pengecekan kesiapan mitigasi bencana potensi gempa 8,7 SR dan tsunami tersebut dibenarkan Erwin Andriatmoko Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Kabupaten Pacitan saat dikonfirmasi.
Di katakan Erwin, Indonesia Disaster Resilience Initiatives Project (IDRIP) telah dipersiapkan sejak 2019. Tujuan kegiatan ini untuk meningkatkan kesiapsiagaan pemerintah pusat, pemerintah daerah terpilih dan ketangguhan masyarakat dalam menghadapi bencana di masa depan, khususnya bencana gempa bumi dan tsunami.
Diharapkan kegiatan tersebut bisa diketahui masyarakat luas, khususnya kepada penerima manfaat yaitu 17 Provinsi dan 30 Kabupaten/Kota terpilih.
“Minggu rencana BNPB, BMKG cek kesiapan kita terkait dengan potensi gempa 8,7 sr dan tusnami. Diikuti juga oleh 93 BPBD Kabupten/Kota ”katanya
Di tambahkan Erwin, di Jawa Timur hanya Pacitan yang mendapatkan pendampingan mitigasi bencana langsung dari BNPB. Sedangkan tahun depan Pacitan juga masih mendapatkan 6 kegiatan pemenuhan kebutuhan penanganan bencana.
“Ini seperti yang saya impi impikan selama ini, Pusat data dan Informasi Pusdatin BPBD Pacitan nanti akan diisi sepenuhnya oleh BNPB, dan Pacitan tinggal menyediakan ruang. Tanpa bantuan BNPB kesulitan kita.”imbuhnya
Kegiatan ini dilaksanakan dalam rangka penguatan kapasitas di masyarakat agar memiliki kesiapan dalam menghadapi bencana gempa dan tsunami.
Diharapkan dengan kedatangan langsung BNPB, BMKG ke Pacitan, Pemerintah Pusat bisa mengetahui langsung kondisi yang sebenarnya. Untuk diketahui, Pacitan sesuai hasil pemetaan BPBD terdapat 47 titik masuk zona merah tsunami. Sedangkan hampir semua wilayah di Pacitan potensi rawan longsor.
“Secara karakteristik kita ini beda, satu satunya pusat pemerintahan yang ada di bibir pantai itu ya hanya Pacitan. Lalu apakah infrastruktur jembatan apakah tahan gempa apa belum, selter selter nya seperti apa, konstruksi bangunan sudah penuhi standart gempa atau belum, akses naik ke pegunungan di Pacitan juga hanya dua, sedeng dan wonogondo. Semoga semua itu nanti bisa disampaikan Bupati. Jika melihat fakta yang ada di Pacitan memang saya akui masih jauh dari standart keamanan dari bahaya gempa, bahkan saat ini rambu rambu evakuasi juga sudah banyak yang lapuk. Termasuk kantor BPBD sendiri masuk dizona merah.”pungkasnya
Editor: Asri