Hal itu seiring datangnya bencana alam yang bertubi tubi terjadi di Pacitan akibat cuaca ekstrem. Penambahan anggaran BTT itu masih realistis jika melihat jumlah bencana dalam setahun 2022.
“Penambahan alokasi anggaran BTT itu di sepakati eksekutip dan legislatip untuk antisipasi bencana saat terjadi yang mengakibatkan dampak kerusakan rumah penduduk, infrastruktur jalan dan jembatan termasuk gedung sekolah.”katanya
Di tambahkan Daryono, penambahan alokasi anggaran BTT itu diperuntukan penanganan bencana, bukan hanya bencana alam banjir dan tanah longsor saja akan tetapi juga termasuk wabah penyakit seperti pandemic Covid-19.
“Sampai sekarang anggaran BTT maish tetap ada meskipun hampir habis karena banyaknya terjadi bencana akhir tahun 2022 ini.”imbuhnya
Untuk di ketahui, BMKG telah meprediksi musim hujan tahun ini lebih cepat dari jadwal yang diperkirakan terjadi akhir Desember. Namun memasuki awal Agustus curah hujan sudah tinggi hingga sekarang.
Sementara di sisi lain suka atau tidak suka untuk kemampuan keuangan daerah sangat sangat minim. Masukan pundi pundi daerah atau Pendapatan Asli Daerah (PAD) hanya terkumpul Rp.160 miliar. Sedangkan sisa kekuatan keuangan daerah pacitan selebihnya masih sangat tergantung dari Pemerintah Pusat.
“Kita masih sangat tergantung dari pemerintah pusat. Lebih dari 70 persen keuangan kita itu transferan dari pusat. Ya gimana lagi memang begitu keadaan kita. Pendapatan daerah hanya itu itu saja. Makanya kita harus gerak untuk berusaha berinovasi, terutama organisasi perangkat daerah OPD pelaksana harus berinovasi banyak lakukan kegiatan untuk menarik orang berinvestasi ke pacitan supaya semakin bertambah pundi pundi daerah yang diperoleh.”pungkasnya
Editor: Asri