“Inna lillahi wa inna ilaihi raji'un, dunia sepak bola Tanah Air tengah berduka. Saya menyampaikan duka cita mendalam untuk para korban dan sepak bola Indonesia. Apa yang terjadi di kerusuhan Stadion Kanjuruhan Malang ini benar-benar memilukan dan sangat tidak masuk diakal; bagaimana bisa 127 saudara sebangsa kita meninggal karena kericuhan atau salah prosedur pengamanan dalam sebuah pertandingan sepak bola yang dicintai rakyat ini?!,” sesal dan kecewa Ibas.
Anggota DPR RI dari Dapil Jatim VII ini kemudian menyesalkan perbuatan suporter dan atau diduga salah penanganan keamanan yang dapat mempengaruhi kemajuan sepak bola Tanah Air. “Karena peristiwa ini, Liga 1 2022/2023 harus ditunda selama sepekan atau bahkan justru ditunda beberapa saat. Nah, selain memakan korban, kericuhan juga mengakibatkan sulitnya olahraga sepak bola Tanah Air maju dan berkembang.
“Kerja sama antara suporter dengan klub bola sangat diperlukan kalau ingin sepak bola kita maju, suporter yang benar-benar ‘memberikan-suport’, mendukung penuh dengan cinta dan perilaku positifnya. Bukan yang seperti ini. Kasihan para pemain, sudah bekerja keras, latihan setiap hari, tapi malah didukung dengan tindakan anarkis. Pada akhirnya semua akan dirugikan dan sangat menyedihkan.”
Ibas kemudian mengajak seluruh pecinta sepak bola Tanah Air untuk sama-sama menciptakan iklim yang sehat dan jangan sampai hal buruk seperti tersebut terulang. Apalagi kita ketahui sejak dahulu pendukung sepakbola seperti Aremania, Bobotoh, Jakmania serta Arek Suroboyo itu terkenal fanatik, dinamis, dan cukup keras.
“Seluruh pecinta sepak bola, mari kita dukung klub-klub kesayangan kita dan timnas Indonesia dengan baik. Berhentilah memberikan dukungan dengan fanatisme berlebihan dan juga dengan kekerasan. Jangan sampai sepak bola memakan korban lagi. Memalukan untuk negeri kita. Sepak bola harus maju dengan suporternya yang berperilaku tepat dalam mendukung,” ungkapnya.
Lanjut itu, Ibas juga menegaskan agar sistem pengamanan, baik infrastruktur, dan lapis pengamanan dalam setiap pertandingan lebih disempurnakan. “Termasuk juga SOP jika terjadi pertikaian, kerusuhan dan lain sebagainya. Setiap pemicu jika ditangani dengan tidak sempurna akhirnya juga akan menjadi kurang begitu optimal. Kapasitas stadion juga perlu diperhatikan”, tutupnya.
Rilis