Handoyo Aji mengatakan, berdasarkan pengalaman, mestinya kalau sudah di sepakati masing masing organisasi perangkat daerah OPD membuat target PAD sudah dipenuhi hak hak nya, perangkatnya termasuk gaji program dan kegiatannya untuk mencapai target PAD itu. Rumah Sakit dr.Darsono di APBD induk mentarget pendapatan 92 Miliar kemudian di APBD Perubahan menurunkan target.
“Menurunkan target itukan masalah. Padahal BLUD RSUD itu diberi dipayungi oleh perda dan aturan lainnya di beri keleluasaan dalam berkreasi menjadi layanan umum yang profesional dan yang baik dengan di beri anggaran yang cukup. Tarifnya termasuk dalam tanda kutip tinggi dibanding rumah sakit swasta lain. Diberi fasilitas CPNS, pembiayaan dari DAU tapi ternyata menurunkan target pendapatan. Dan mestinya itu tidak boleh terjadi. Kasihan rakyat yang harus ikut memikul dampaknya.”katanya
Handoyo Aji mencontohkan, di tahun yang lalu awalnya di Perubahan Anggaran Keuangan (PAK) targetnya 90 miliar di turunkan menjadi 75 miliar tapi ternyata pendapatan nya menjadi 149 miliar.
‘Inikan main main, lha ketika rumah sakit menurunkan target dengan 75 miliar kan akhrinya dana DAU harus mencukupi padahal dana DAU itu kan haknya rakyat mestinya. Sementara ada belanja perioritas yang lain contohnya perbaikan infrastruktur pedesaan yang luar biasa sementara dengan adanya rumah sakit turunkan PAD jadi 75 itu kan harus dipenuhi dari Dana BLUD.”ungkapnya
Di tambahkan Handoyo Aji, ketika BLUD rumah sakit menurunkan target akhirnya rakyat harus mensubsidi. Mestinya dana DAU untuk memperbaiki jalan atau program mendesak lainnya akhirnya dialihkan untuk menutupi tangisnya RSUD.
Kekhawatiran Handoyo Aji terjadi juga pada APBD perubahan tahun 2022, rumah sakit mengulang kembali menurunkan target pendapatan yang awalnya 92 miliar rupiah ini diturunkan menjadi 73 miliar rupiah.
“Jujur saja ketika pembahasan KUA PPAS kan kita mempertimbangkan realisasi pendapatannya di bulan Juli ya karena memang pendapatan bulan Juli baru 50 persen. Tapi mereka tidak bilang kalau punya potensi pendapatan sekian.”ungkapnya
Dengan kondisi fakta tersebut Handoyo Aji menginginkan agar kinerjanya rumah sakit dievaluasi Bupati. Kalau perlu direformasi jajaran rumah sakit nya. selain itu pihaknya akan memperdalam permasalahan tersebut pada pembahasan APBD perubahan.
“Inikan disisi lain menyakitkan masyarakat. Mestinya kita kerjanya profesional, kerjanya nguthak ngathik angka. Belum lagi kita menyoroti pelayanannnya rumah sakit, manajemen keuangganya nya jangan sampai main mainlah.”pungkasnya
Sementara itu juru bicara Hariawan st dalam Rapat Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) di Gedung DPRD, Jumat(19/8/22) melaporkan, proyeksi pendapatan daerah pada APBD Induk Tahun Anggaran 2022 sebesar 1 Triliun 638 miliar 565 juta 501 ribu 966 rupiah dan diproyeksikan pada perubahan APBD sebesar 1 Triliun 628 miliar 333 juta 511 ribu 144 rupiah.
Editor: Asri