Ditambahkan Pamuji, untuk penyembuhan hewan yang tertular PMK di Pacitan itu banyak alami kendala. Salah satu diantaranya belum adanya vaksin, sebatas pemberian vitamin namun itupun stok vitamin yang dimiliki Dinas Pertanian sangat terbatas dan ironisnya lagi, pos anggaran untuk pelayanan kesehatan hewan dalam APBD hanya di jatah Rp. 20 juta.
Pamuji mengungkapkan pada peternak jika ada ternaknya yang terjangkit PMK untuk tetap mencari cara bagaimana ternak sapinya itu tetap harus makan. Karena Pmk ini ada di mulut sehingga ternak sulit makan. Inilah yang menyebakan ternak kurus bahkan pada kematian.
“Tolong, ini tips bagi peternak untuk tetap cari cara bagaimana sapi sapinya itu tetap kemasukan makanan.”ungkapnya
Sementara Roni Wahyono Ketua DPRD Kabupaten Pacitan meminta Pemkab gerak cepat untuk melakukan penutupan operasional pasar hewan dan memperketat lalu lintas keluar masuknya hewan di perbatasan. Target, dua minggu sebelum Hari Raya Idul Adha masalah penyakit mulut dan kuku bisa teratasi. Pelaksanaan penyembelihan hewan qurban tidak boleh ada kendala gara gara kasus PMK.
“Terget kita 9 Juli 2022 itu adalah Idul Adha, harapannya adalah pada saat idul adha itu kegiatan bisa berjalan dengan baik lancar. Langkah antisipasi harus dipercepat terutama menutup pasar hewan. Kita lebih baik menutup di awal dari pada nanti semakin hari penyakit ini akan semakin meluas akhirnya tidak terkendali, akhirnya penyembelihan hewan qurban tidak dilaksanakan, itu malah akhirnya akan tidak baiklagi.”ujar Roni Wahyono
Untuk diketahui, awalnya pacitan masuk kategori wilayah bebas, lalu pacitan berubah menjadi wilayah tertular sejak pertama kali ditemukan ada kasus 2 ekor hewan ternak mengarah PMK pada tanggal 24 Mei di Sekar Donorojo. Kemudian wabah yang tidak diharapkan inipun meledak per 7 Juni 2022 sekira pukul 15.00 WIB ada laporan masuk 72 hewan ternak dinyatakan positif Penyakit Mulut dan Kuku.
“Di Pacitan sampai akhir Mei itu tidak kasus, kemudian mulai awal Juni terjadi kasus di Bubakan Tulakan, Kemudian di Tumpuk Bandar, Penggung, Tokawi, Watu Patok terakhir di Gemaharjo. Total yang terkena kita 72 ekor. Yang 2 hasil laboratorium-nya negatif, yang 70 ekor positip.”pungkas Pamuji
Editor: Asri N