Dari jumlah 70 lembaga sekolah SMP di Pacitan menurut data Diknas, baru ada 30 lembaga sekolah yang menerapkan PPDB online. Sedangkan 40 lembaga sekolah sisanya masih ada yang secara luring atau tatap muka. Hal itu disebabkan kendala jaringan di sebagaian wilayah belum terjangkau dan juga masalah aspek pembiayaan, sistem dan infrastruktur belum siap.
Budiyanto berharap sekolah untuk ikut memfasilitasi secara kolektif karena kalau yang akses wilayah geografisnya jauh akan banyak dibantu oleh tenaga pendidik di sekolah asal.
Meskipun PPDB bukan kali pertama dilaksanakan, akan tetapi merupakan rutinitas tahunan evaluasi akan tetap dilaksanakan untuk bisanya diperbaiki tahun ke depanya.
“Saya mengharapkan tahun kedepan semua lembaga sekolah sudah online, akses untuk ditampung atau melanjutkan sekolah bagi anak didik di pacitan bisa lebih dimudahkan. Ini masih kita kaji agar lebih mudah memastikan anak didik melanjutkan sekolah tetap di wilayah pacitan. Kita mendorong siswa didik bisa lanjutkan ke SMA/SMK di pacitan sehingga rata-rata sekolah naik dari 7 menjadi 8.”ungkapnya
Sementara untuk PPDB di Pacitan diakui masih banyak keluhan dari satuan pendidikan terutama Sekolah Dasar (SD) yang kekurangan murid. Kondisi sekolah yang kekurangan murid sudah terjadi sejak beberapa tahun lalu.
Banyak kemungkinan kenapa sekolah kekurangan murid. Lanjut Budiyanto,lantaran terbaatasnya jumlah anak usia sekolah dasar atau bisa dimungkinkan program KB Pemerintah berhasil.
“Ini bagian daripada kesuksesan program keluarga berencana dan tentu saja juga karena tantangan bagi kita. Diknas merupakan unit pelayanan, promosi kita perlu digencarkan seiring semakin banyaknya pula sekolah swasta dan sekolah islam terpadu yang mulai menjadi kepercayaan orangtua untuk menyekolahkan anaknya. Misal saja, para ASN itu ternyata juga banyak yang memilihkan anaknya di sekolah islam terpadu daripada di skeolah SD Negeri. Itu jelas merupakan tantangan kita.”lanjutnya
Semakin banyaknya sekolah dasar SD yang tak lagi gampang dapat murid. Bahkan ada sekolahan yang melapor hanya dapat 1 murid. Terkait kondisi seperti itu belum membuat Dinas Pendidikan bertindak lebih jauh pada rencana merger.
“Kita belum sampai ke merger, namun kita akan coba evaluasi dan kaji lagi, apakah kondisi sulitnya dapat murid hingga 10 orang bagi lembaga sekolah memang sebaiknya harus dimerger. Kita akan kaji lebih dalam soal merger ini. Namun saya harus mendorong sekolah untuk semakin inovatif dan kreatif dalam mempromosikan sekolahnya sehingga mendapatkan animo pendaftar atau murid baru di tahapan PPDB tahun ini.”pungkasnya
Editor : Asri N