“Penyebaran bakteri tikus ini beda dengan tahun dulu, kalau dulu hanya ada di satu wilayah saja, akan tetapi saat ini menyebar kemana mana.”terang dr.Hendra
Dokter hendra menambahkan, tikus sawah lebh berpotensi menjadi vektor bakteri leptospira, untuk petani dihimbau menggunakan Alat Pelindung Diri (APD) saat musim tanam kali ini. Namun leptospirosis sekarang tidak hanya petani saja, bisa menyerang siapa saja.
“Tikus bisa menyerang membawa bakteri kencing yang tertabawa air, air tersebut masuk ke tubuh manusia melalui luka di bagian tubuh.”tambahnya
Untuk diketahui, angka kasus leptospirosis tersebut tidak boleh disepelekan, sebab telat pertolongan bisa mengakibatkan kematian. Untuk itu warga diminta waspadai penyebabnya. Tahun ini pertambahan kasus leptospirosis ada trend kenaikan. Tahun 2021 selama setahun total ada 87 kasus. Sedangkan selama 4 bulan Januari hingga April 2022 sudah tercatat 51 warga dinyatakan positif dan 5 meninggal dunia, 104 suspek.
Mengetahui kondisi fakta di lapangan, tikus masih menyerang warga di pacitan, Dinkes memiliki rencana tindak lanjut terhadap penyebaran kasus baru dengan lakukan penyelidikan epidemiologi oleh puskesmas dan Rumah Sakit. Refreshing petugas puskesmas dan penguatan survelans leptospirosis serta koordinasi lintas sektor dalam rangka pengendalian.
“Kalau deteksi dini itu bisa, saya kira bisa cepat tertolong, makanya kalau merasakan sakit kearah gejala leptospirosis segeralah datang ke dokter.”pungkasnya
Editor: Asri N