Moh.Arif Setiyadi staf Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan salah satu narasumber ‘Forum Sosialisasi Pencegahan dan Penanganan Risiko Bencana’ di Hotel Permata, Kamis, (31/3/22) menyebutkan, hanya satu potensi bencana saja yang tidak dimiliki pacitan yakni gunung berapi.
“Ini merupakan gambaran riil yang sebenarnya kondisi pacitan. Untuk itu kami BPBD harus kerja ekstra keras dan kuatkan jalinan dalam memberikan pemahaman pada masyarakat untuk bisa tangguh hadapi bencana.”sebutnya
“Peta kerentanan, 27 desa/kelurahan berada di pesisir, dari Sudimoro ada 4 desa dan Donorojo ada 3 desa dengan total 27 desa terdampak potensi tsunami, dengan jumlah penduduk rentan 25 ribu 220 jiwa.”jelasnya
Ancaman bencana alam gempa megatrush dan Tsunami ini bukan tanpa alasan, sebab pacitan konon memiliki riwayat sejarah. Ancaman potensi bencana gempa dan tsunami besar di selatan jawa kali ini warga dituntut tangguh mitigasi melalui kearifan lokal yaitu gotong royong. Masifnya sosialisasi tidak berlebihan karena durasi rentang waktu datangnya gempa megatrust dan tsunami sesuai sejarahnya jaman dulu semakin mendekat meskipun tidak ada yang bisa memprediksi kapan waktu itu.
Sementara Kabupaten Pacitan disebut BMKG sebagai salah satu daerah yang berpotensi Tsunami dengan estimasi gelombang setinggi 28 meter jika terjadi gempa megatrush 8,7 SR.
Dr.Suko Prayitno Adi Narasumber dari Deputi Bidang Geofisika BMKG menjelaskan, dalam waktu tibanya sekitar 26-29 menit gelombang besar akan mencapai daratan.
“Jadi setengah jam, masih bisa lari, itu ya. Nggak usah panik. Larinya jangan mendekati laut tapi ke tempat ketinggian ya. Nanti kita juga pasang beberapa sirine BMKG kita pasang kalau ada gempa langsung alarmnya berbunyi. Ini mudah mudahan pacitan sudah adaya. Kalau belum ada bisa kontak kita, akan kita pasang ya.”jelasnya
Suko Prayitno menambahkan, dalam kondisi sebagai daerah rawan potensi gempa megatrush dan tsunami, pemerintah daerah harus menjalin kolaborasi dengan wartawan, media dan seluruh aparat keamanan, sangat penting saat ini untuk sadar bersama sama akan ancaman potensi bencana di Pacitan.
“Bahwa kita perlu informasi yang benar dan jangan dipandang sebagai isu informasi potensi bencana gempa dan tsunami ini, tapi jadikan bahan untuk kita bisa paham dengan keadaan riil yang sesungguhnya bahwa pacitan memang masuk dalam daerah rawan ancaman gempa tsunami. Saran saya dengan kondisi pacitan seperti ini memang sebaiknya perlu ditingkatkan pemahaman yang benar akan kebencanaan pada masyarakat melalui media.”tambahnya
Dalam kesempatan sama, Drs.Wiryanta Direktur Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Kementerian Komunikasi dan Informasi RI mengatakan, warga pacitan khususnya generasi muda disiapkan untuk tangguh bencana. Selain itu, bagi warganya harus memperhitungkan kriteria standart tahan gempa saat membangun, baik itu rumah gedung ataupun sekolahan. Khususon yang lokasinya di daerah zona merah.
Mendengar potensi bencana yang dipetakan BPBD tersebut tentu masyarakat pacitan, suka tidak suka, mau tidak mau harus tangguh menghadapi jika terjadi bencana gempa megatrush dan Tsunami.
Sedangkan dalam menginformasikan kebencanaan di suatu wilayah, bantuan dari media itu sangat diperlukan, terutama disini media local.
“Kearifan lokal yang harus kita utamakan, tangguh melalui gotong royong dan manfaatkan media lokal seperti televisi lokal, radio lokal dan media online lokal. Itu menurut saya justru jadi penting. Kasarannya kan Pacitan untuk pacitan.”tambahnya
Data BPBD Pacitan menyebutkan, bencana alam di pacitan tidak hanya gempa dan tsunami akan tetapi tanah longsor menjadi bencana tertinggi.
Tanah longsor berpotensi terjadi di 54 desa/kelurahan dan banjir berpotensi terjadi di 53 desa/kelurahan. Potensi gempa hampir semua desa terdampak. Dan bencana yang rutin terjadi di pacitan kekeringan berpotensi terjadi di 149 desa/kelurahan. Masyarakat diminta tidak resah akan informasi itu tapi menyikapi informasi terkait potensi gempa dan tsunami dengan tetap tingkatkan kewaspadaan.
Seperti diketahui, bulan lalu, kepala Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika BMKG Dwikorita Karnawati juga meninjau langsung kesiapan warga dan pemerintah daerah pacitan untuk lakukan simulasi mitigasi mandiri saat terjadinya gempa dan tsunami yang dihadiri juga Menteri Sosial RI Tri Rismaharini. Mereka juga cek fasilitas pendukung salahsatunya Early Warning System.
Editor:Asri N