Nilai jual yang rendah dibanding komoditas lain salah satu penyebab petani di pacitan ogah tanam kedelai. Petani pacitan mayoritas lebih tertarik tanam padi, jagung dan umbi.
“Jadi kenapa seperti ini, dulu kalau kita lihat kisahnya tanaman kedelai itu dari ketahun kita itu alami penurunan. Karena apa? Kalau dulu disinyalir harga komoditas kedelai tidka menjanjikan sehingga dampaknya luas tanam ikut turun,”katanya
Ditambahkan Gatot Winarso, sekarang harga bakal tinggi sekitar Rp.10 ribu perkilogram nya. tapi tetap saja yang tanam belum ada. “Yang tanam kedelai di Pacitan itu tahun 2021 tinggal 431 hektar jadi memang turun drastis. Terus saat ini yang tanam baru ada 4 hektar sudah gak menarik. Begitu ini ada kenaikan harga agak lumayan lagi meski tidak banyak.”tambahnya
Sementara untuk penanaman yang diajukan untuk perbantuan stimulan dari Jakarta hanya 100 hektar. Itupun sudah disampaikan di tingkat lapangan. Sedangkan untuk 30 hektar sudah ditanam kedelai hitam di Desa Widoro.
Untuk diketahui, rendahnya produksi kedelai di Indonesia disebabkan karena minimnya dukungan untuk petani lokal. Untuk menyakinkan petani tanam kedelai di pacitan memang susah. Pasalnya, kata Gatut, kalau ketersediaan kedelai meningkat, harganya cenderung turun.
“Harga jual kedelai yang tak menentu kepastiannya ini membuat petani tak tertarik menanam kedelai.”pungkasnya
Editor:Asri N