“Memang betul, pendanaan orang miskin lebih banyak digunakan untuk memenuhi kebutuhan dasarnya mereka untuk makan. Namun dari kualitas yang dimakan belum sebaik orang tidak miskin alias kaya, sehingga protein dan kalori nya kurang. Bagi rumah tangga miskin yang terpenting mereka kenyang.”kata Bagyo
Di tambahkan Bagyo, rata rata konsumsi kalori perkapita sehari untuk penduduk miskin di Pacitan(1.528,72 kkal) lebih kecil dibanding penduduk tidak miskin(2.138,17 kkal. Sedangkan rata rata Konsumsi protein perkapita sehari untuk penduduk miskin(38,16 gram) lebih rendah dibanding penduduk tidak miskin(56,42 gram). Hal itu menunjukan asupan protein dan kalori penduduk miskin di Pacitan selama ini memang masih cukup rendah di bandingkan penduduk kaya.
‘Wajar saja jika pengeluaran penduduk miskin digunakan untuk makan sehingga tidak bisa penuhi kebutuhan lainnya selain bisa bertahan hidup.”terang Bagyo Kepala BPS Pacitan
Sementara rumah tangga lebih sedikit menggunakan pengeluaran untuk makan sebab rata rata pengeluaran rumah tangga kaya atau tidak miskin ini lebih banyak untuk kebutuhan barang mewah.
Untuk di ketahui, penjelasan teknis dna sumber data BPS untuk mengukur kemiskinan menggunakan konsep kemampuan memenuhi kebutuhan dasar. Dengan pendekatan ini, kemiskinan dipandang sebagai ketidakmampuan dari sisi ekonomi untuk memenuhi kebutuhan dasar baik komoditi makanan dan komoditi bukan makanan yang diukur menurut Garis Kemiskinan.
Editor: Asri N