”Pengerjaan secara teknis sudah selesai, pengerjaan jembatan itu hanya dua minggunan jadi. Semua dilakukan oleh pusat termasuk biaya dan tenaga dikirim langsung oleh pusat. Jembatan ini manfaatnya untuk evakuasi bencana. Tapi kalau kemudian dijadikan tempat selfie ya tidak apa apa yang penting diperhatikan rambu rambu yang dipasang.”kata Sumorohadi
Kepala Dinas Sosial Kabupaten Pacitan Sumorohadi mengatakan, sebelum melintas jembatan gantung darurat tersebut, warga sudah di hadang dengan sejumlah rambu rambu atau aturan.
“Secara umum dilarang berfoto selfie karena jembatan itu untuk evakuasi saat darurat. Tidak boleh mereka melewati dan berhenti ditengah tengah jembatan yang dibangun diatas sungai grindulu itu, sudah ada kok rambu rambu perhatian yang wajib dipatuhi warga saat melintas.”tambahnya
Di tambahkan Sumorohadi, mengingat jembatan tersebut hanya untuk evakuasi darurat, warga yang melintas harus patuh rambu rambu agar tidak terjadi hal hal yang tidak diinginkan.
Sampai saat ini jembatan gantung mitigasi itu belum di fungsikan oleh Dinas Sosial secara resmi karena masih menunggu arahan dan petunjuk dari pusat.
Sementara Ketua DPRD Kabupaten Pacitan Roni Wahyono menanggapi rambu rambu salah satunya hanya digunakan untuk maksimal 3 orang bergantian menjadi satu pertanyaan besar. Padahal intinya jembatan dibangun itu harus bisa digunakan oleh banyak orang saat darurat dan yang terpenting lagi harus laik bisa menjamin keamanan saat dilewati masyarakat.
Untuk memastikan jembatan tidak membahayakan warga yang memanfaatkan nya, Ketua DPRD Roni Wahyono akan memerintahkan Komisi II untuk memanggil Dinas Sosial melakukan Rapat Dengar Pendapat (RDP) terkait jembatan gantung kesiapsiagaan dna mitigasi bantuan Kemensos tersebut.
“Kalau tadi melihat papan peringatan untuk 3 orang itu kan agak kontraproduktip lah. Kalau kita bayangkan masa darurat itukan rombongan orang. Hal ini akan kita klarifikasi dulu ke Dinas Sosial.”kata Roni
Di tambahkan Roni, kalau hanya dapat digunakan 3 orang apalagi jaraknya cukup panjang tentu tidak efektip untuk sarana evakuasi yang membutuhkan kecepatan. Selain itu, sebelum jembatan difungsikan secara resmi harus disimulasikan dulu guna mengukur kekuatan dan kelayakan jembatan.
“Orang berjalan hanya boleh tiga orang, sedangkan orang berlari dengan panjang jembatan itu butuh waktu berapa lama?. Untuk itu kalau jembatan jadi harus ada simulasi dulu pada masyarakat sehingga jelas. Jangan sampai menyebabkan terjadinya korban.”lanjutnya
Roni Wahyono menyampaikan, dari tagana memberikan masukan agar di sekitar jembatan gantung itu dibuat taman siaga bencana untuk sarana edukasi siswaTaman Kanak Kanak mengetahui fungsi manfaat jembatan darurat.
“Ya tagana memberi masukan untuk dijadikan taman siaga bencana sehingga bisa menjadi sarana pembelajaran juga, ketika orang nanti ada bencana mereka sudah terbiasa. Kalau ada anak anak tk kesana ya gak masalah, yang penting ada pengawasan dari orang yang berkompeten.”ujar Roni
Desi dan Putri warga tamperan yang sempat selfie bersama anaknya di jembatan gantung darurat itu mengatakan, bagus untuk selfie, tapi merasakan jembatannya bergoyang goyang saat di lintasi ada rasa takut juga, apalagi di bawahnya sungai dan cukup tinggi. Bahaya juga bagi anak anak kalau tidak di dampingi.
“Saya agak takut melewati hingga ketengah tengah, tapi ya menarik juga untuk melihatnya dan saya coba buat selfie, ikut ikutan saja.”katanya sambil tertawa kecil
Editor:Asri N