Dalam kesepakatan antara Eksekutif dan DPRD menyetujui APBD 2022 senilai Rp.1,6 Trilyun.Angka ini hampir sama dengan tahun sebelumnya, hanya saja alami penurunan sekitar 145 miliar rupiah.
Tidak hadirnya sebagian Fraksi dalam paripurna pengambilan keputusan pada paripurna sebelumnya ternyata karena adanya pengurangan ADD (Alokasi Dana Desa) pada APBD 2022.
Setelah sempat menjadi kemelut diantara DPRD, Eksekutip dan juga sejumlah Kepala Desa karena dikuranginya ADD menjadi 81 miliar rupiah, dalam kesepakatan kali ini ADD berubah pada posisi angka 85,9 miliar rupiah.
Menanggapi disepakatinya APBD 2022 tersebut Indrata Nur Bayuaji Bupati Pacitan mengatakan, bukan berarti eksekutif pasrah, akan tetapi itu semua lebih demi masyarakat. Bupati pun memastikan anggaran APBD 2022 yang asalnya dari pajak rakyat tersebut akan maksimal dipakai untuk kepentingan rakyat juga.
“Kami siap komitmen menjalankan yang tertuang di APBD 2022 yang telah disepakati bersama hari ini.” kata Aji.
Sementara Roni Wahyono Ketua DPRD Pacitan memberikan penghargaan setinggi tingginya kepada 45 anggota DPRD yang hadir 100 persen dalam paripurna agenda pengambilan keputusan Raperda APBD 2022 Jumat (26/11/2021), meskipun pada paripurna sebelumnya banyak anggota yang tidak datang sehingga tidak kuorum.
“Tidak ada kata menyerah atau melawan akan tetapi adanya adalah kata kata kita bersepakat untuk kita setujui dan ditetapkan menjadi perda.” jelas Roni.
Sedangkan ADD yang sempat menjadi kemelut di sejumlah Kepala Desa gara gara di kurangi dalam APBD 2022 yang akhirnya di sepakati ini, kemaren jadi penurunan sekitar 7,4 miliar rupiah, lalu ada penambahan dari Bupati 2 miliar rupiah setelah ada rapat pendengar pendapat umum dengan sejumlah kepala desa yang tergabung dalam FKKD, dilakukan penyisiran kegiatan yang ada akhirnya eksekutip bisa menambah lagi sekitar 2 miliar rupiah. Sehingga total dari 7,4 miliar tersebut di induk ini sudah menganggarkan sekitar 4 miliar.
“Jadi masih ada kekurangan 3,4 miliar ya tentunya akan kita lihat potensi pendapatan nanti di perubahan APBD mudah mudahan bisa mencapai 3,4 Miliar sehingga 100 persen ADD.” jelasnya.
Dari sisi perencanaan, Pamuji Kepala Bappeda Pacitan mengatakan Proses penyusunan dan persetujuan APBD memang sering menimbulkan dinamika sehingga sebagian memiliki pandangan, itu tidak masalah. Yang terpenting dari sisi perencanaan dalam urusan dasar tetap harus teranggari dengan baik. Kemudian beberapa perioritas sesuai visi misi Bupati masih teranggarkan juga.
“Kalau dihitung seleisih keseluruhan ya lebih dari 100 Miliar penyesuaiannya karena kita ada pengurangan dana bagi hasil pajak, ada pengurangan dana provinsi kemudian juga ada fokus penggunaan dana DAU ke pembayaran gaji CPNS dan P3K yang direkrut tahun 2021. Tentu ini mempengaruhi anggaran tahun 2022 karena ada pengalihan perioritas." tutur Pamuji.
Tahun 2022 itu sendiri seperti yang tertera di RPJMD memang pembangunan infrastruktur yang mendukung pertumbuhan ekonomi ini menjadi perioritas. Disamping itu tetap layanan dasar pendidikan kesehatan tetap menjadi urusan yang harus terus dibiayai dengan baik.
“Infrastruktur memang kebutuhan besar sekitar 25 persen kita di tahun 2022 sudah mendekati ada di angka 22 persen karena memang kebutuhan besar kawasan pertumbuhan ekonomi kita dahulukan. Jalur jalan yang menghubungkan dikawasan perbatasan itu juga perioritas dan perbaikan jalur utama. Perencanaan juga menekan anggaran rutin perangkat daerah, kita ngurangi anggaran perjalanan dinas, kita ngurangi anggaran makan minum ini kita kurangi semua untuk pos pos yang memang tidak mendesak termasuk beberapa pembangunan infrastruktur yang kita tunda ya kita tunda.” pungkas Pamuji.
Editor : Asri Nuryani