Dikatakan warga setempat bernama Suwardi, sebelumnya tidak ada turun hujan deras. Namun tiba tiba dari atas bukit Parangan Desa Karangrejo terdengar gemuruh. Warga merasa hapal akan terjadi banjir lahar batu. Sebab banjir batu sudah menjadi langganan setiap tahun di musim hujan.

“Banjir tiba tiba dari atas bukit. Awalnya hujan itu tidak terlalu lebat tapi mengeluarkan lahar batu. Kejadiannya sekira pukul 5 sore. Tutup akses dua desa.Ini kita bersihkan sebisanya.”kata Suwardi.

Sementara cuaca mendung dan adanya turun hujan deras membuat warga was was tidak bisa tidur. Pasalnya, kalau sudah turun batu dari atas bukit jumlahnya banyak dna akan menutup jalan.

“Itu yang di atas bukit itu belum turun masih banyak di atas. Kalau besuk turun lagi jalan jelas tertutup. Ini jalur penghubung ke waduk tukul.”ujar Suwardi.

Masih menurut Suwardi, kalau terjadi longsor lahar batu tiap tahunnya memang material longsornya sangat tebal. Jalan akses dua Desa Karanggede dan Karangrejo tertutup total sudah langganan.

“Ini warga kerja bakti untuk memebrsihkan material. Sedangkan warga yang terputus akses jalannya menggunakan jalan alternatip atau jalan setapak di hutan itu.”imbuhnya.

Warga hanya meminta agar Pemerintah segera ambil tindakan untuk mengirimkan alat berat agar pembersihan material bisa segera dilakukan.

Sementara itu Kepala Dinas PUPR Edy Yunan Ahmadi menjelaskan, kejadian longsor lahar batu di kawasan tersebut hampir setiap tahun. Pembangunan Sabodam untuk menghalau batu sudah ada tapi baru satu jalur. Ini rencana akan di bangun lagi beberapa jalur sabodam untuk mengendalikan bencana lahar batu.

“Sudah di tinjau Menteri PU. BBBWS juga rencana akan membangun sabodam lagi, tapi ini masih terkendala refocusing.”jelas Edy Yunan saat meninjau lokasi banjir batu, Selasa(9/11/2021).

Editor : Asri Nuryani