GrinduluFM Pacitan-BMKG Statiun Nganjuk, BMKG Statiun Juanda dan BMKG Statiun Maritim Surabaya meninjau langsung kesiapsiagaan Pemerintah Daerah dalam menghadapi dampak Fenomena La Nina dan Hidrometeorologi. Kunjungan ketiga station BMKG di Jawa Timur tersebut di terima langsung Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji di ruang rapat Bupati Pendopo Kabupaten untuk audiensi potensi fenomena La Nina musim hujan 2021-2022, Senin(22/11/2022)
Hasil pengamatan BMKG terkait fenomena La Nina yang akan muncul pada bulan November 2021 hingga Februari 2022 telah di prediksi Jawa Timur khususnya termasuk Pacitan akan mengalami curah hujan 20% hingga 70% dari nilai normal.
Dalam audiensi tersebut BMKG mengharapkan Pemerintah Daerah bisa Menggerakan Kewaspadaan dan Kesiapsiagaan Masyarakat Hadapi Potensi Bencana Hidrometeorologi Dampak Fenomena La Nina musim hujan 2021/2022.
Menurut Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD)Pacitan kedatangan BMKG Statiun Juanda, BMKG Statiun Nganjuk dan BMKG Maritim Surabaya tersebut sebagai langkah awal mitigasi dan kesiapsiagaan dalam menghadapi bencana meteorologi akibat dampak fenomena La Nina.
“Dengan informasi adanya La Nina sebagian masyarakat di artikan La Nina itu badai padahal itu bukan badai tapi fenomena kondisi cuaca yang bisa menimbulkan bencana hidrometeorologi.”kata Didik Alih
Di tambahkan Didik Alih Wibowo, dengan mengartikan La Nina sebagai badai itulah, BMKG meluruskan informasi yang betul bahwa La Nina itu sebagai Fenomena kondisi cuaca yang memunculkan dampak hidrometerologi bukan badai. Selain itu dalam audiensi BMKG dengan Bupati Pacitan juga menyampaikan agar masyarakat tidak salah dalam mengakses informasi cuaca sebagai acuan yang terkadang kalau salah bisa menyebabkan panik.
“BMKG datang ke Pacitan untuk memperkuat system penyampaian informasi pada masyarakat. Memperkuat mitigasi melalui penyebaran informasi pada masyarakat sehingga tidak salah arti dan salah maksut.”tambahnya
BMKG tidak hanya meminta masyarakat waspada potensi terjadinya dampak La Nina saja akan tetapi juga di minta waspada terhadap potensi banjir rob atau banjir air pantai.
Sementara itu Bupati Pacitan Indrata Nur Bayuaji berharap pada BMKG agar Pemda Pacitan bisa di fasilitasi informasi yang UpToDate terkait informasi cuaca dan dampak bencana akibat cuaca yang akan terjadi yang lebih spesifik khusus Pacitan saja.
Tidak berlebihan memang keinginan Bupati Indrata untuk meminta informasi cuaca dan potensi bencana yang akan terjadi lebih di spesifik kan khusus pacitan. Mengingat selama ini informasi nya masih umum untuk wilayah wilayah di tanah air.
Sementara data BPBD Pacitan, selama musim penghujan kali ini dampak hidrometeorologi sudah ada 345 laporan kejadian yang rata rata akibat longsor berdampak pada rumah warga rusak. Dari ratusan kejadian tersebut rumah rusak tercatat mulai ringan sedang hingga berat.
“Dampak rumah rusak ini sebenarnya memerlukan penanganan cepat. Tapi apa daya BPBD hanya memiliki tenaga fisik saja. Itupun hanya beberapa orang. Tidak di imbangi dengan peralatan penanggulangan yang memadai saat di lapangan sehingga bantuan yang di berikan dalam jangka pendek atau penanggulangan daruratnya hanya melalui pemberian bantuan kebutuhan pokok saja dan hadir di tengah tengah masyarakat saat kejadian untuk sekedar bisa membantu bersih bersih material dan evakuasi warga.”pungkas Didik Alih
Editor : Asri Nuryani