“Bagaimana masyarakat akan lari evakuasi kalau akses jalan menuju jalan raya sempit. Lalu bagaimana kalau jembatan permanen di teleng itu ambruk dengan adanya gempa.akhirnya bu menteri memberikan arahan untuk membangun jembatan gantung atau darurat.”kata Sunaryo.
Sesuai desain rancangan, jembatan tersebut akan di buat dengan warna warni sehingga bisa membuat ingatan warga lebih mudah menerima. Karena jembatan gantung ini nampak indah kalau sudah jadi dengan warna warni cat nya, rencana juga akan di jadikan destinasi wisata baru selain mengedukasi manfaat dari jembatan gantung terseut dibangun di Pacitan khususnya di dua titik tersebut.
“Jembatan itu bisa di pindah pindah dan juga bisa untuk selfie bagi warga yang melewatinya atau sekedar untuk melihat lihat saja.”tambahnya.
Ditambahkan Sunaryo, jembatan bantuan dari Kementrian Sosial tersebut tahun ini akan digarap dengan anggaran cukup murah. Kata Sunaryo dua jembatan tersebut menghabiskan anggaran 24 Juta saja karena satu jembatan di perkirakan habiskan anggaran 12 Juta rupiah.
“Insyaallah..tinggal nunggu parap Bupati segera kita kirimkan agar dipercepat pembangunan jembatan gantung itu di pacitan. Target ya tahun ini sudah bisa pengerjaan. Kemaren tim survey kemensos sudah melihat secara dekat lokasi yang di ajukan Pemkab Pacitan untuk di bangun Jembatan Gantung Warna Warni.
Seperti di ketahui, kunjungan menteri sosial RI Tri Rismaharini bulan lalu menjanjikan akan membangun jembatan gantung guna evakuasi bencana alam Tsunami yang konon prediksi BMKG ada potensi gempa Mega Trush berpotensi Tsunami di Pacitan.
Selain membuatkan jembatan gantung untuk evakuasi, Kementrian Sosial juga menyarankan Pacitan membuat gudang penyimpanan makanan saat bencana terjadi. Progres dari Dinas Sosial Kabupaten Pacitan memilih lima desa sebagai titik evakuasi sementara untuk dipilih menjadi gudang tempat menyimpan makanan yakni, Desa Tambakrejo, Kayen, Tanjungsari, Sambong, Sedeng. “Mudah mudahan itu bisa jadi titik aman ketika jadi bencana bisa di lakukan penyaluran keluar.”pungkas Naryo.
Editor : Asri Nuryani