Grindulu FM, Pacitan -Kejadian hujan selama 5 jam tiada henti dengan intensitas lebat dari mulai pukul 14.00 Wib hingga Petang di beberapa wilayah di Pacitan ada yang terdampak banjir, longsor, tanah gerak dan jembatan ambruk di Desa Banjarejo serta jembatan ambles di Desa Kembang.
Jembatan di Desa Banjarejo Kecamatan Kebonagung yang di bangun sejak tahun 1999 dulunya pakai kayu dan bambu, pernah rusak akibat banjr. Lalu tahun 2003 di bangun dengan beton rusak lagi dan tahun 2006 di perbaiki lagi sampai sekarang ambruk lagi tergerus derasnya debit air sungai akibat hujan selama 5 jam tanpa henti,Minggu(15/11/2020)sehingga warga yang ada di dua Dusun sampai saat ini terisolir karena putusnya jembatan yang jadi akses satu satunya penghubung dua Desa yaitu Desa Punjung dengan Desa Banjarejo Kecamatan Kebonagung.
Kepala Desa Banjarejo Pambudianto sangat berharap, kondisi jembatan yang ambruk bisa mendapatkan perhatian perioritas dari Pemerintah Daerah untuk bisa di kembalikan secepatnya.
“Terkait adanya bencana sekitar jam 4 sore kemaren harapan saya pemerintah daerah segera mengembalikan lagi kondisi jembatan yang menghubungkan Desa Banjarrejo dengan Desa Punjung.Tolong Pemerintah cepat menangani,kasihan 90an KK yang ada di dua Desa terisolir gak bisa lewat.”ujar Pambudianto
Hujan deras selama lima jam Minggu sore(15/11/2020) di Pacitan juga berdampak banjir longsor di Desa Gembuk, Desa Sidomulyo, Desa Karangnongko dan Karanganyar Kecamatan Kebonagung. Selain Kecamatan Kebonagung, banjir juga melanda Desa Kayen dan Sukoharjo.
Dikatakan Dianita Agustinawati Kasi Pencegahan dan Kesiapsiagaan BPBD Pacitan, curah hujan dengan intensitas 100-150 milimeter per jam sesuai Rilis BMKG untuk wilayah pesisir selatan berdampak meluapnya sungai jelok. Karena pendngkalan sungai akibatnya sungai tidak bisa menampung debit air menyebabkan air sungai meluber hingga ke permukiman warga, Puskesmas dan juga Kantor fasilitas milik Pemerintahan lainnya seperti halnya Polsek Kebonagung.
“Hujan mengakibatkan meluapnya air sungai jelok karena pendangkalan sungai, sungai tidak bisa menampung debit air sehingga meluber ke perumahan, fasilitas pemerintahan kayaktoh Puskesmas dan Polsek Kebonagung.”
Paska banjir longsor Senin(16/11/2020) Badan Penanggulangan Bencana Daerah bersama sama dengan tim relawan, tagana, Tni-Polri dan masyarakat setempat melakukan kerja bakti bersih bersih Puskesmas dan Polsek Kebonagung.
Dari Hujan lebat itu, wilayah Desa Gembuk Kecamatan Kebonagung masuk dalam daftar terdampak bencana alam banjir longsor. Lanjut Dianita, ada 19 KK yang mengungsi akibat banjir di Desa Gembuk . Sedangkan warga Banjarejo dan Purwoasri yang juga sempat mengungsi mulai Senin pagi(16/11/2020) sudah kembali lagi ke rumah masing masing.
Di tambahkan Dianita, hujan deras Minggu sore merupakan pengaruh adanya fenomena lanina. Karena lanina memang mengakibatkan curah hujan tinggi. Pantauan BPBD Pacitan berdasar Rilis BMKG, ancaman lanina terjadi sampai awal january hingga februari 2021. BPBD meminta warga tetap waspada dan tanggap akan bencana.
“Himbauan kita untuk selalu waspada bisa mengenali lingkungannya masing masing. Jika hujan lebih dari tiga jam bagi warga yang rumahnya memiliki potensi gerakan tanah dan longsor untuk segera evakuasi mandiri. Jangan lupa bagi warga yang rumahnya ada potensi banjir bisa menyiapkan tas siaga bencana.”jelas Dianita
Sementara untuk Puskesmas Kebonagung pelayanan akan dihentikan dulu sementara waktu karena banyak alat kesehatan dan juga obat obatan yang rusak.
Kepala Bidang P2PL Dinas Kesehatan Pacitan Catur Baskoro menjelaskan, Banyak alat kesehatan terutama obat obatan yang rusak kena air. Saat ini masih dalam penghitungan pihak petugas kesehatan berapa total kerugiannya.
“Dengan terjadinya banjir itu nanti untuk pelayanan puskesmas akan di disitribusikan ke masing masing desa karena di Desa ada Pustunya. Sedangkan untuk pelayanan akan kita buka kembali setelah pembersihan dan pembenahan dampak banjir di Puskesmas Kebonagung selesai.”kata Catur Baskoro
Editor : Asrinuryani