Grindulu FM, Pacitan - Narasi
Sejarah Pacitan harus disampaikan dengan benar. Meski hanya sedikit saja untuk
sekedar warga tahu sejarah yang benar asal usulnya Kutho Pacitan dalam setiap
Prosesi Hari Jadi. Selain itu sakralnya
benar benar harus ditepati.
Mamik
budayawan sekaligus sesepuh Pacitan mewanti wanti jangan sampai salah dalam
memberikan pengetahuan sejarah tentang pacitan kepada warga yang memang belum
tahu betul sejarah pacitan.terutama bagi para pelajar.
Mbah Mamik saat bertugas menyerahkan Tirto Wening Kepada Bupati Pacitan di acara Hari Jadi Pacitan Ke 275 |
“E..seksenono
bumi sak isine suk nek dadi kutho jenengno kutho pacitan soko budal soko roso
soko rucuh pace karo mangan ketan.” Tutur Mamik.
Rucuh Pace dan
Tirto Wening merupakan rangkaian yang tak terpisahkan jangan sampai ditiadakan.
Harus ada dalam setiap prosesi. Dalam atur tirto wening mamik bertugas sebagai
penerima dari parogo yang disampaikan pada Bupati.
Iring iringan Parogo Pembawa Tirto Wening foto : Grindulufm-asri |
Dilanjutkan
mamik, kirab pusaka juga merupakan kegiatan budaya yang dinilainya sakral.
Ditambahkan
Mamik , kalau bicara nama pacitan hanya
dari suroketipo sampai sekarang ini. Tapi untuk sebelumnya itu Wengker.
Wengker
itu artinya wewengkone kraton (Panah). Dimana Pacitan itu terdiri dari empat penjuru.
Pacitan Timur wilyahnya Banyuwangi Kraton Blambangan. Pacitan ke utara
wilayahnya Kediri dengan Singosari Mojopahit,terus pacitan kebarat adalah
Pakubuwono dan Hamengkubuwono.
Reporter : asrinury