Grindulu
FM, Pacitan- Dinas Kesehatan Kabupaten Pacitan menyatakan, kematian
anak kelas 1 SD di Kelurahan Ploso karena dengue shock
syndrome. Hal tersebut disampaikan Kepala Dinas Kesehatan Pacitan Dokter
Eko Budiono, Senin(24/02/2020).
Dokter Eko Budiono Kepala Dinkes Kab.Pacitan foto: Grindulufm/asri |
“DBD
diagnosisnya beda-beda, DSS adalah kondisi demam berdarah yang sudah masuk
tahapan Shock.” Kata Dokter Eko Budiono. Angka kemungkinan hidup penderita
Dengue Shock Syndrom (DSS) lebih rendah. Tingkatan demam berdarah
bermacam macam. Ada yang hanya ditahapan klinis, panas, kemudian sedikit
tanda-tanda perdarahan, serta trombosit menurun. Namun jika penderita sudah
sampai shock, berarti ada gangguan dari sirkulasi dalam tubuh.
Jumlah
penderita hingga saat ini 90 kasus, yang tersebar di 30 desa, dan terbanyak
diwilayah Puskesmas Tanjungsari Pacitan. Sementara data Dinas Kesehatan
Kabupaten Pacitan, penderita kasus demam berdarah alami peningkatan dalam
setiap harinya.
Selama Januari 2020 tercatat ada 30 penderita demam berdarah. Di bulan Februari sudah tercatat ada 90 penderita dengan laporan 1 korban meninggal dunia karena Dengue Shock Syndrome. Penderita DBD yang tersebar di 30 desa sejumlah 90 penderita itu, terbanyak ditemukan diwilayah kota, yang mencapai 43 kasus demam berdarah. Sisanya menyebar di 30 desa di Kabupaten Pacitan. Penyumbang angka terbanyak Desa Tanjungsari, dan kedua Kelurahan Ploso Kecamatan Pacitan.
Dikatakan dokter Eko Budiono, walaupun sudah diupayakan, masih
saja terjadi anak yang terkena dengue shock syndrome. Upaya penanganan
terus dilakukan Dinas Kesehatan. Salahsatunya dengan mengumpulkan kembali
seluruh juru jentik untuk melakukan evaluasi.
Ditemukan tempat sarang nyamuk aides aygepthy dirumah warga foto : Grindulufm-asri |
Reporter
: asrinury